Perang salib stedinger atau pemberontakan kaum sipil petani stedinger. Ini salah satu pemberontakan kaum petani pada abad pertengahan di eropa.
Berikut adalah sejarah dari kejadian tersebut.
1. Latar Belakang - Kaum stedinger adalah komunitas petani yang tinggal di wilayah sekitar sungai weser, dekat bremen, di jerman utara. Mereka terkenal sebagai petani yang ulet dan mandiri, mengelola tanah rawa yang sulit untuk pertanian. - Pada awal abad ke-13, kaum stedinger menghadapi tekanan dari gereja katolik dan tuan tanah feodal yang ingin menarik pajak tinggi dan sumbangan dari mereka. para petani stedinger ini tentu saja mereka kemudian menolak untuk membayar pajak yang mereka anggap tidak adil dan memberatkan.
2. Pemberontakan. - Penolakan kaum stedinger untuk membayar pajak dan sumbangan kepada gereja katolik dan tuan tanah feodal ini menyebabkan ketegangan yang meningkat. pada 1229, konflik terbuka meletus ketika petani stedinger memberontak pasukan lokal yang di utus oleh tuan tanah feodal untuk menegakkan pembayaran pajak kepada mereka. - Pihak gereja yang mendengar hal penolakan ini, di anggap sebagai pemberontakan terhadap otoritas gereja. uskup bremen, gerhard II, kemudian meminta bantuan dari paus gregorius IX. Pada tahun 1232, Paus mengeluarkan bulla kepausan yang mengekskomunikasikan kaum stedinger dan menyerukan perang salib terhadap mereka.
3. Pertempuran Altenesch - atas seruan paus ini, kemudian mereka mengumpulkan banyak pejuang dari berbagai kelompok di jerman yang dipimpin oleh uskup bremen, para bangsawan lokal, dan tokoh-tokoh gerejawi katolik. mereka bersiap untuk menghadapi kaum sipil petani stedinger yang dianggap sebagai pemberontak dan mereka juga di anggap bid'ah. - Pertempuran besar. Pada tanggal 27 Mei 1234, pasukan salib yang terdiri dari ksatria dan prajurit feodal menyerang kaum sipil petani stedinger yang telah berkumpul di dekat desa altenesch. dalam pertempuran yang tidak seimbang ini, kaum petani stedinger yang jumlahnya jauh lebih sedikit dan kurang terlatih dibandingkan pasukan salib. - Pembantaian Diperkirakan antara 5.000 hingga 11.000 pria, wanita, dan anak-anak dari kaum sipil petani stedinger dibunuh secada massal dalam pertempuran ini. pembantaian ini adalah salah satu episode paling brutal dalam sejarah pemberontakan para kaum petani di eropa.
4. Dampak dan Konsekuensi. - Penghancuran komunitas stedinger, pemberontakan ini berakhir dengan kehancuran hampir total komunitas kaum sipil petani stedinger. tanah mereka disita dan dibagi-bagikan kepada pendukung gereja katolik dan tuan tanah feodal. - Contoh untuk masa depan. peristiwa ini menjadi contoh keras tentang apa yang bisa terjadi jika petani sipil memberontak melawan otoritas gereja dan tuan tanah feodal. Ini juga menunjukkan kekuatan dan pengaruh gereja katolik pada masa itu dalam menindak secara tak manusiawi kaum petani kecil yang mereka anggap pemberontak.
5.Kesimpulan. Pemberontakan kaum sipil petani stedinger dan pembantaian di dekat desa altenesch ini merupakan contoh tragis dari konflik antara kaum petani kecil dan otoritas tuan tanah feodal serta otoritas gereja katolik di eropa yang terjadi pada abad pertengahan. Yang hanya gara gara hal kecil, yang menolak untuk membayar pajak dan sumbangan kepada gereja dengan cara pemaksaan. yang berujung pada tindakan represif dan brutal, yang mengakibatkan hilangnya ribuan nyawa dan kehancuran komunitas kaum sipil petani.
Peristiwa ini kemudian menunjukkan bagaimana kekuasaan tuan tanah feodal dan gereja katolik menggunakan kekerasan ekstrem untuk menegakkan otoritas mereka dan meredam pemberontakan dengan cara tidak manusiawi tersebut. apakah ini yang di namakan ajaran penuh kasih dan toleran terhadap kaum kecil.
Note: Agama apapun bisa dijadikan legitimasi oleh penguasa (monarki, demokrasi, otoriter, oligarki dll) untuk menindas maupun merampas hak manusia yang lain
Note: Agama apapun bisa dijadikan legitimasi oleh penguasa (monarki, demokrasi, otoriter, oligarki dll) untuk menindas maupun merampas hak manusia yang lain
|