----- Pesan yang Diteruskan -----Dari: Sunny ambon ilmesengero@gmail.com [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com>Terkirim: Jumat, 6 September 2019 12.59.22 GMT+2Judul: [GELORA45] PrinsipRyamizard: Satu Kali TNI/Polri Ditarik, Besok Papua MerdekaApa salahnya kalau Papua merdeka untuk kepentingan rakyat Papua demi demi demokrasi dan kesejahteraan mereka?
Prinsip Ryamizard: Satu Kali TNI/Polri Ditarik, Besok Papua Merdeka
Kompas.com - 05/09/2019, 18:40 WIB
Menteri Pertahanan (Menhan) RI Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu (memakai kemeja putih) saat melakukan kunjungan kerja ke Divisi Infanteri (Divif) 2 Kostrad, Singosari, Malang, Jawa Timur, Jumat (23/8/2019). (DOK. Kementerian Pertahanan)
Penulis Haryanti Puspa Sari | Editor Fabian Januarius Kuwado JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mempertanyakan pihak yang meminta personel TNI-Polri ditarik dari Papua dan Papua Barat.
Ryamizard mengatakan, penarikan TNI-Polri tak mungkin dilakukan mengingat tugas TNI dan Polri adalah menjaga keamanan negara. Ia pun berpegang pada pertanyaan presiden kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri bahwa 'seribu kali pejabat gubernur di Papua diganti, Papua tetap di sana.
Tetapi satu kali TNI dan Polri ditarik dari tanah Papua, besok Papua merdeka. "Ini yang jadi acuan kita, karena banyak sekali orang yang menyuruh-nyuruh tentara pulang. Ini ada apa maksudnya?," kata Ryamizard dalam rapat bersama Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2019).
Baca juga: Suryanta Ginting Disebut sebagai Penghubung dengan Media Asing untuk Angkat Isu Papua Merdeka
Ryamizard mengatakan, TNI memiliki tugas untuk menjaga keamanan dan kedaulatan negara. Ia menegaskan, tidak ada kompromi apapun terhadap musuh yang ingin mencoba mengganggu keutuhan NKRI.
"Perlu kita ketahui, kalau TNI melaksanakan tugasnya, maka tak ada kompromi. Musuh negara harus dihancurkan," ujar dia. Selanjutnya, Ryamizard mengatakan, saat ini ada tiga ancaman dalam pertahanan negara, yaitu pertahanan nyata, belum nyata dan sangat nyata.
Baca juga: Komisi I Segera Panggil Menlu soal WNA Ikut Aksi Demo Papua Merdeka
Ia pun mengatakan, ancaman yang paling berbahaya berupa ancaman pada pola pikir atau mindset seluruh warga negara terkait pemisahan suatu wilayah dari NKRI.
"Dan ancaman ketiga yang paling berbahaya adalah ancaman mindset seluruh rakyat negara Indonesia yang berusaha memecah belah, yakni ancaman terhadap Pancasila dan segala bentuk ancaman pemisahan diri terhadap NKRI," pungkas dia.
Penulis : Haryanti Puspa Sari
Editor : Fabian Januarius Kuwado
Posted by: Marco 45665 <comoprima45@gmail.com>
Reply via web post | • | Reply to sender | • | Reply to group | • | Start a New Topic | • | Messages in this topic (1) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar