Rabu, 27 Januari 2021

Dukungan umat islam ke Jokowi, itu real

Dukungan umat islam ke Jokowi, itu real.

Buya: Hentikan Menuding Jokowi Tidak Pro Umat Islam, Ini Faktanya -  Tribunnews.com Mobile

Kalau kita mendengar celotehan para simpatisan PKS. Juga pendukung HTI dan FPI, FUI. Mungkin kita beranggapan umat islam engga suka Jokowi. Suara miring dari mereka itu tidak bisa dijadika tolok ukuran. Walau suara mereka gaduh dan sistematis menyudutkan JOkowi, jumlah mereka sangat kecil. Di bawah 10% dan dampaknya kepada umat islam lain tidak ada. Bahkan semakin dihujat Jokowi, semakin orang islam mencintai Jokowi.

Mungkin anda anggap saya hanya membual. Atau karena saya pendukung Jokowi sehingga saya terlalu anggap kecil yang tidak suka Jokowi. Engga begitu. Saya berusaha objetif. Pilihan politik saya tidak membuat saya jadi follower buta. Data dan informasi yang paling rasional dibandingkan data dari survey adalah data pasar financial. Pembeli produk pasar uang itu engga ada yang bego. Nah, perhatikan. Tahun lalu bulan oktober, Pemerintah meluncurkan instrumen investasi Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) Ritel seri SWR001. Minat investor sangat baik.

Mengapa investor berminat? Kan pasti mereka adalah orang islam. Apa iya mereka punya sumber daya keuangan menyerap CWLS.? berdasarkan survey dari Bank Indonesia (BI), Badan Wakaf Indonesia, dan Kemenkeu, disebutkan sektor sosial Islam yang mencakup juga sistem wakaf ini memiliki potensi hingga ribuan triliun rupiah. Potensi tersebut juga tergambarkan oleh statistik kependudukan, di mana jumlah penduduk beragama Islam yang mencapai 87% atau sekitar 230 Juta jiwa, serta jumlah penduduk kelas menengah yang juga cukup besar yaitu mencapai sekitar 74 juta jiwa.

Kalau orang beli Sukuk, itu wajar. Karena berharap yield ( imbalan) yang sedikit lebih tinggi dari bunga bank. Namun kalau beli CWLS, itu benar benar karena melaksanakan kewajiban beragama dan tingkat kepercayaan yang tinggi kepada pemerintahan Jokowi. Mengapa. ? CWLS, investor tidak dapat imbalan ( Yield ). Walau uang mereka kembali 100% setelah jatuh tempo. Tapi semua imbalan itu diberikan kepada lembaga amal. Bayangin, kalau mereka tidak percaya apa mau mereka membeli CWLS?

Sikap mayoritas umat islam yang berduit itu sangat rasional. Daripada bunga obligasi dinikmati oleh investor, lebih baik bunga itu disalurkan untuk kegiatan amal. Itu sebabnya mereka bersedia masuk ke pasar SBN berbasis CWLS. Agar dalam jangka panjang pembiayaan negara tidak lagi dengan skema bunga memperkaya orang kaya, tetapi sebagai sarana kemandirian pembiayaan negara dan sekaligus sebagai sumber daya keuangan untuk kegiatan amal. Hal itu dibuktikan dari animo partisipasi individu yang cukup tinggi membeli CWL. Termasuk oma yang ikut meramaikan beli. Itu karena mereka mencintai pemimpin yang mereka pilih.
MOMENTUM

by. Arum Kusumaningtyas

Andai kita mau hening dan merenung sejenak. Andai kita mau berpikir dan melihat ke dalam, membaca ulang NUSANTARA.

Bukan tentang aku dapat apa, berapa dan kapan. Tetapi bagaimana kita duduk bersama, bekerjasama, berkolaborasi dan mulai dari mana.

Peluang kebangkitan Indonesia itu jelas-jelas terpampang di depan mata dengan kanal yang terbuka lebar via Global Value Chain. The Great Bay Area China, proyek urbanisasi terbesar Pemerintah China dg Senczhen sebagai titik tumbuh cepatnya.  Menjadi pintu gerbang emas untuk Indonesia.

The Great Bay Area Project yang terus dipercepat pada tahun 2019.  Sehingga Lockdown Wuhan justru menunjukan kekuatan kanal riil yg telah berhasil China kembangkan via  Maritime Silk Road. 82% manufaktur dunia jalur produksinya ada di kota Wuhan ini. China dengan kebijakan panda nya melakukan 'surfing the wave of change'!

Jejak sejarahnya dapat ditarik hingga masa kejayaan Delta Sungai Brantas sebagai pusat ekonomi dan Laut Jawa Bagian Utara sebagai alur lautnya. Ada jejak makam seorang wanita muslim bernama Fatimah Binti Maiumun yg bertarikh 1082 di Gresik yang diperkirakan berasal dari wilayah The Great Bay Area ini. Banyak kota-kota perdagangan penting muncul di Nusantara: Ceumpa (Jeumpa, NAD), Malaka, Banyuasin, Plembang, Hitu (Jepara), Rembang, Lasem, Gresik, Tuban, Sumenep. Dimana semuanya menjadi kota dagang dan kota Agro Industri berbasis Beras di masanya. Sehingga membuat Kerajaan Mataram Hindu pada saat itu, telah menjadi eksportir beras dunia. Kerajaan kaya raya di Jawadwipa.

Jejaring runtuh 1421 karena perubahan Kekaisaran China dibawah Kaisar Zhu. Yg membuat wilayah Asia Tenggara membara...

Jalurnya tetap sama, caranya yg berubah total. Mau seperti Singhosari dan Majapahit yg hancur di era itu karena friksi dan 'kopong' di dalam karena egosentris dan perebutan kewilayahan internal kita sendiri. Atau saatnya kita merubah diri, bukan lagi eranya kompetisi. Berpikir panjang ke depan untuk keberlanjutan generasi yg berwarga negara 🇮🇩 secara utuh di Nusantara.

Tak heran semua kekuatan global kini perlu tagline PEMBERDAYAAN MSY & UKM untuk Nusantara. Jeli!!!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar