Melihat gambar ratusan provokator sepertinya mereka bukan orang-orang kurus kering karena kurang segalanya dalam kehidupan sehari-hari, tetapi orang-orang berbadan sehat walafiat, jangan-jangan mereka ini orang-orang yang ada kaitannya dengan pihak intel rezim neo-Mojopahit yang ditugaskan untuk mendiskekritkan para demontran demi mengharumkan pemenang Pemilu 2019. Jangan dilupakan praktetk intel dalam kasus "Munir" yang dibunuh dalam perjalanan antara Singapura dan Amsterdam.Rezim neo-Mojopahit mempunyai fasilitas untuk melakukan segala hal atas nama menjaga kestabilan dan keselamatan rezim.
Https://kumparan.com/@kumparannews/menelisik-rekam-jejak-ratusan-provokator-rusuh-22-mei-1r8JybLYuOX
23 Mei 2019 7:03 WIB
Menelisik Rekam Jejak Ratusan Provokator Rusuh 22 Mei
TNI-Polri mengamankan ratusan perusuh bayaran di Kawasan Thamrin. Foto: Twitter/@TMCPoldaMetro
Pasukan gabungan TNI-Polri hingga hari ini, Kamis (23/5), telah mengamankan 300 orang provokator atau pelaku kerusuhan di Bawaslu, Gambir, dan Petamburan. Foto-foto mereka diunggah di media sosial oleh akun-akun milik kepolisian.
Dari foto-foto tersebut terlihat tampang-tampang pelaku kerusuhan. Tak sedikit di antara mereka yang bertato.
Hasil penelisikan kumparan, dari informasi yang diperoleh di kepolisian, para perusuh ini sebagaian besar ber-KTP di luar Jakarta. Dan mereka memang sengaja datang ke Ibu Kota.
Siapa yang memerintahkan? Apakah benar motifnya murni menyampaikan aspirasi?
Menjawab pertanyaan tersebut, Karopenmas Divisi Humas Polri mengatakan, 300 orang - bertambah dari angka 257 yang dirilis Polda Metro Jaya semalam -- yang ditangkap merupakan provokator bayaran. Mereka datang ke Jakarta setelah difasilitasi seseorang. Di Jakarta juga disiapkan alat perangnya berupa molotov hingga senjata tajam.
TNI-Polri mengamankan ratusan perusuh bayaran di Kawasan Thamrin. Foto: Twitter/@TMCPoldaMetro
"Sudah 300 lebih (yang ditangkap). Mereka massa bayaran untuk buat kerusuhan," kata Dedi kepada kumparan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (23/5).
KTP mereka mulai dari Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor, hingga dari Sumatera, dan Kalimantan.
Dedi menyebut dari hasil penggeledahan polisi pada orang-orang itu ditemukan uang dolar, bom molotov, anak panah, dan beberapa lainnya. Mereka benar-benar menyiapkan diri untuk membuat rusuh.
"Terbukti dengan barang bukti yang disita ada uang baik dalam pecahan dolar maupun rupiah," kata Dedi.
Dua petugas kepolisian menggiring seorang terduga provokator saat terjadi keributan yang dilakukan sekelompok warga di Jembatan Kapuas di Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (22/5). Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
Sebagian besar pekerjaan orang-orang ini pengangguran atau tak memiliki pekerjaan tetap.
Sementara itu dihubungi terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, polisi prihatin pada orang-orang ini yang bersedia jadi provokator datang ke Jakarta.
"Sedih kalau begitu," ujar Argo singkat.
Sebelumnya, saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya pada Rabu (22/5) malam, dari 257 provokator yang diamankan, polisi memperlihatkan tubuh 2 orang provokator yang dipenuhi tato. Keduanya berasal dari Jawa Barat yang ditangkap di Petamburan, kawasan perbatasan Jakarta Pusat dan Jakarta Barat yang menjadi titik rusuh.
Argo menyebut pelaku kerusuhan mendapat bayaran Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Uang itu ditemukan di amplop yang bertuliskan nama-nama pelaku kerusuhan. Juga ditemukan uang jutaan rupiah yang ditengarai sebagai dana operasional rusuh.
Polisi dan warga menangkap seorang yang diduga menjadi provokator pembakaran mobil di Komplek Asrama Brimob. Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Tulisan ini berasal dari redaksi kumparan. Laporkan tulisan
Tim Editor
Suka
Posted by: Marco 45665 <comoprima45@gmail.com>
Reply via web post | • | Reply to sender | • | Reply to group | • | Start a New Topic | • | Messages in this topic (1) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar