SERBA- SERBI PEMILU 2019
> MENYOROTI PANGGUNG SANDIWARA POLITIK DARI KUBU SONO
KEKALAPAN KUBU PROBOWO BETUL2 sudah menyebabkan MEREKA KEHILANGAN DASAR PIJAK /LANDASAN IDEA , TUJUAN DAN LOGIKA POLITIKNYA .
Sejak awal Proces Pemilu (BAHKAN SEJAK 2014 ) sampai sekarang- yang menjadi dan dijadikan ''Program Kampanye POLITIKNYA'' diantaranya adalah:
I /. POLITIK STRATEGI AGRESIVE KUBU PRABOWO dari KAMPANYE ''POLITIKNYA '' yang didasarkan atas adalah : HOAX, KAMPANYE HITAM,FITNAH dan KEBOHONGAN,DEMO2 BAYARAN...(😠 , MENTERA2 (😠😈) dan ANCAMAN2 ..(👹💀😱...) , Kampanye JANGAN BAYAR PAJAK ( YANG TAK ADA HUBUNGANNYA dengan ARTI dan TUJUAN PEMILU ITU SENDIRI ) ..... ( Memang Syusah yah jika Tukang Jual Obat Kuat ... sok mau berpolitik dan Haus Kekuasaan lagi .... Tak malu dan Tak Paham POLITIK bahkan tak mengerti Dirinya sendiri Mengapa pada ikut MENCALONKAN DIRI dan MINTA DIPILIH jadi POLITIKUS ..... Dan begitu Kehilangan Orientasi dan Argument .... Lalu berpolah seperti ANAK INGUSAN..... yang ngambek2 tak keruan , karena tak boleh Nonton Pertandingan Tinju terus Tak mau sekolah dan menolak makan,dll.....
II/. MONEY POLITIC ( ...Hayoo Siapa yang kasih paling banyak dapat Kedudukan paling Tinggi dan bisa jadi ''WAKIL RAKYAT'' di Daerah atau di Pusat ....SIAPA YANG CEPAT DIA YANG DAPAT '' ....) . '' OJO LALI KARO JAMANKU LHO (Jaman Babe LU ) .......ENAK KAN ... bisa MAIN UANG & BELI SUARA... ...YO ISO KORUP ( ya bisa Korup...)
KESIMPULAN : Bapak2 dan Para jagoan yth ....'' ITU MAH bukan POLITIK dan PEMILU atuh '' ...... Itu sih Cuming mau ADU KUAT AURAT ( uuff salah nulis ,Maaf ) maksudnya ADU URAT ..siapa yang Kuat...... atau MAIN JUDI .... siapa yang BAKAL MENANG - SIAPA YANG BAWA DUIT PALING BANYAK..... ( '' Biasanya Para MILIONER atau JUTAWAN KELAS KAKAP yang pasti MENANG ....deh ! seperti '' Banyolan anak2 SD yang ikut Nonton ''MONEY POLITIK '' di Meja Perjudian tsb ......
=========================================================================================================================================
III/. KRITIK2 POLITIKNYA :
1/... KEM.KEUANGAN KATANYA''PENCETAK UANG'' ... sedangkan Kubu > cenderung KLUB PRABOWO yang Titisan ORBA itu tak Lain '' PENGURAS -PENGHAMBUR dan
PENCURI UANG NEGARA ( KORUPTOR)
2/, ....'' ITU PROJEKT INFRASTRUKTUR NASIONAL'' dan adalah suatu PENGHAMBURAN UANG NEGARA '' katanya ( Tapi mereka lupa , bahwa mereka sekarang asyik dan santai bisa menikmati JALAN2 TOL BARU dari Ujung Sumatra sampai di Ujung Perbatasan Papua /Irian Barat ......dengan MERCEDEZ NYA atau TOYOTANYA, bahkan dngan naik KUDA PUN asyik ...tak harus lewat JALAN2 BERLUBANG DAN BERLUMPUR ....KAN SUDAH ADA JALAN TOL yang Licn mulus dan bersih tidak becek ....... serta bersenang gembira bersama Keluarga2nya untuk Liburan dan Bertamasya dengan MOBIL2 MEWAHNYA ( mungkin berkat Korupsi dan sogokan.... ''Alhamdulliah Allah itu maha Adil sehingga masih bisa dapat Rezki yang besar ''.. ..). BEGITU HYPOKRETNYA MANUSIA2 ITU .....
3/. '' Itu BAWASUL dan KPK CURANG ... Menurut PKS yang punya data Lengkap justru KAMILAH PEMENANG dan ngantongin suara sebanyak lebih dari 52 % dan JOKOWILAH yang Kalah . KITA AKAN DUDUKI KANTOR BAWASUL dan KPK YANG MAIN CURANG ITU !'' ..... bagaikan Halilintar di tengah hari Bolong , teriakan
Der Fuhrer Prabowo dengan suara ke-serak2an menggelegar dengan acungan tangan dan jari telunjuk ke atas langit yang biru... (membayangkan dirinya sekilas sebagai
Bung Karno > Sang Penggugat dan Proklamator Kemerdekaan Indonesia ... waluapun jelas Lain BUNG KARNO .... dan sangat lain pula Prabowo.... )
FAKTA DAN SITUASI
>> Prabowo & Uno dan para Eselon Kubu-nya sudah semakin Panik dan kebingungan sehingga dia sudah kehilangan orientasi kemana lagi akan berpaling ... cara berpikirnya sudah cukup amburadul dan serba terbalik .... bhw PKS adalah PARTAI POLITIK yang biasa dan Tidak sama sekali Populer dan '' BUKAN sama-sekali KPK yang resmi dibentuk dan disyahkan oleh Pemerintah, DPR RI, Lembaga HUKUM NEGARA berdasarkan Hukum dan Undang2 dan mendapat Wewenang Hukum untuk Menyelenggarakan dan mengawasi jalannya PEMILU serta MENGHITUNG dan MENGUMUMKAN HASIL FINAL PEMUNGUTAN SUARA dan menyatakan secara resmi PEMENANG PEMILU.
>>Prabowo dan Tangan Kanannya > sudah bukan Sandiaga Uno melainkan Hashim Djojohadikusumo ( adik kandung Prabowo) sudah demikian Paniknya sehingga melakukan Kampanye (yang Controversial untuk masa Post Kekuasan Orba ) dan yang paling Aneh ( jikapun tidak bisa dikatakan Naif) ...yaitu MENGUNDANG DAN MENGAJAK ANAK2 , CUCU2, CICIT2 DAN KELUARGA PKI ( kendatipun PKI de facto dan de ieur sudah Tidak Exist ) dan SIAPA SAJA , kecuali IBLIS ( yang juga de facto dan de Iure Tidak pernah ada )
untuk Masuk mendaftarkan diri dan diterima kedalam KUBUNYA (KUBU PRABOWO) .... asal saja jangan membentuk Partai PKI /kata Hashim Djojohadikusumo ( yang notabene dalam kenyataannya hampir tak mungkin dan cenderung Omong kosong...yang Ia perlukan ialah SUARA YANG AKAN MASUK dan didapat Kubu Prabowo...) ...dan logis nya bagaimana mungkin ( De facto - De Iure) mereka akan atau bisa begitu saja membentuk PKI ...?
>>Satu yang jelas POLITIK KEPANIKAN KUBU PRABOWO kali ini berwujud '' POLITIK MEMANCING DI AIR KERUH '' yang berarti MEENGUNAKAN SITUASI DAN kesempatan UNTUK KEUNTUNGAN SENDIRI ( Dulu di jaman kekuasan Otoriter Orba Soeharto ( EX Bapak Mantunya Prabowo dan Hashim dan langsing Bapak kandungnya Tutut dan Titiek serta (Tomtom) Tommy Soeharto) Mereka kam Komunist dan keluarganya habis2an diburu dan dibantai bagaikan Binatang buruan ..tetapi sekarang Merak tak malu2 nya secara terbuka melakukan kembali Kebohongan dan kemunafikkan mereka dengan Kampanye Politiknya untuk Merangkul dan meraih (SUARA ) anak2 Cucunya dan Cicitnya PKI diraih kepangkuan Kubu dinasti Soeharto (Prabowo ,Hashim,Tutut ,Titiek dan Tommy Soeharto ) yang pernah penuh berlumuran Darah --- Darah Orang Tua para Anak2, Cucu dan Cicit para anggota PKI yang pernah menjadi Korban kebuasan Rezim Orba dan Para Pengikut RADIKALnya yang setia.... karena SATU2 NYA ALASAN ......KUBU Prabow& Hashim & FADLI ZON MEMBUJTHKAN SUARA SETIAP '' KETURUNAN PKI yang dianggap Kafir dan yang oleh Mayor Jenda Pensiunan Kivlan Zen dalam Kampanye Hitamnya sngan gemuruh diserukan tentang '' BANGKITNYA KEMBALI BAHAYA KOMUNIS'[...... TAPI akhirnya > Sekarang Mereka membutuhkan SUARANYA demi untuk MEMENANGKAN KUBU MEREKA dan AGAR MEREKA BISA MENANG DAN MEREBUT KEKUASAAN dari TANGAN JOKOWI dan KUBU-NYA......
Dan KEBOHONGAN serta KEMUNAFIKAN KHARAKTER MEREKA dan HEDONISME KEKUASAAN '' POLITIK KEPALSUAN '' Mereka tak henti2nya diulang.......
IV/. Tinggal satu Pertanyaan Pokok bagi Public Citizen dan Bangsa ini :
1. BUTUHKAH RAKYAT dan BANGSA INDONESIA serta REPUBLIK ini '' BUDAYA HEDONISME serta KEPALSUAN POLITIK DAN KEPALSUAN MANUSIA2 NYA '' Yang seperti ini dan sejenis ini yang terkumpul di suatu KUBU dibawah pimpinan para Penyebar, HOAX, Kampanye Hitam ,dan Penyebar Kebohongan ,Kebencian, Kepalsuan serta Kekerasan ...?
2. Dan itu kah yang Mereka namakan BERKAMPANYE dan BERPOLITIK untuk Bangsa dan Rakyat..? Itukah semua yang Prabowo banggakan dan membanggakan dirinya sebagai PATRIOTIK ...?? ( Mungkin Kita semua punya alasan kuat untuk tertawa terkekeh-kekeh.... sambil mengatakan '' SAD...so SAD'' ...)
3. PRABOWO yang begitu merasa terpukul dan panik serta Putus Asa dan KEHILANGAN JATI DIRI masih tetap berusaha mengundang MEDIA ASING UNTUK DICERAMAHI dan lebih kurang meminta Bantuan MEDIA ASING demi untuk KEMENANGANNYA yang dipaksakan ( kendatipun harapan tsb semakin Menipis itu...) serta beusaha membongkar KECURANGAN2 DALAM PEMILIHAN SUARA dengan Harapan MEDIA ASING akan mengangkat PRABOWO sebagai PEMENANG ''YANG KALAH '' ( untuk Kedua kalinya..... ) .
NOTE:
PRABOWO dan TEAMNYA tidak menyadari bahwa Maneuver Prabowo tsb diatas - tak lebih akal kembali bagikan BUMERANG bahwa Prabowo sendiri akan membuka Tabir Kecurangan2 nya sendiri.... hal ini telah ternyata dengan BERITA2 HOAX dan KAMPANYE HITAMNYA .... diberita2 Palsu (Hoax) bahwa Kantor Berita Al Jazira telah mengungkap Praktik Kecurangan Pemilu di Indonesia ( hal mana Mentah2 dan resmi dibantah oleh Pimpinan Kantor Berita Al Jazira , yang sebaliknya Keras memprotes Penyalahgunaan Nama Al Jazira dan atas Penyebaran Berita Bohong tsb dan yang mencemarkan Nama Kantor berita Al Jazira yang serious dan terkenal itu . Bahkan Pihak Al Jazira akan menggugat Hukum di muka Pengadilan Hukum atas Tindakan dan Penyebaran Berita Bohong tsb oleh Pihak2 yang tidak bertanggung jawab tsb.
Sama hanya dengan BERITA HOAX dan Kampanye Hitam Kubu Prabowo yang menyiarkan selebaran Berita di media Social bahwa Sekretaris PBB ( yang diabadikan dimuka Lambang PBB ) telah mengirimkan UCAPAN SELAMAT ATAS KEMENANGAN PRABOWO sebagai Presiden Terpilih thn 2019. HAL MANA sangat keras dibantah oleh Pihak resmi PBB.
DARI MANEUVER BUSUK KUBU PRABOWO dan Team BPN nya tsb diatas ..... sangat jelas bisa diperkirakan Arah dan Tujuan SCENARIO KAMPANYE tsb dan bisa pula dengan jelas diraba dan atau diperkirakan PARA SUTRADARA ( Screenwriters ataupun Scripwritters ) yang sangat berpengalaman dari SANDIWARA POLITIK ini yang melancarkan Kampanye Hitamnya dalam bentuk CYBER WAR ini sehubungan dengan PEMILU 2019 di Indonesia dewasa kini. Tapi itu sudah bukan Tugas saya untuk menyelidikinya dan melakukan Penyelidikan atas Kegiatan Makar yang Melanggar Hukum dan Undang2 R.I dan bahkan mungkin Hukum Internasional yang bersangkutan....
4. KEKECEWAAN, KEANGKUHAN PRABOWO dan KUBUNYA terhadap LEMBAGA HUKUM TERTINGGI( MAHKAMAH KONSTITUSI ) Telah dilahirkan dan disalurjkan scara terbuka melalui YANG DIPERTUAN AGONG '' MISTER SPEAKER - FADLI ZON '' yang menyatakan bahwa Perihal Pengaduan atas KECURANGAN YANG TERJADI dalam PEMILU ( yang Nota bene adalah justru KECURANGAN MERAK SENDIRI , tetapi yang disalahkan dan dituduh adalah Kubu Jokowi dan KPU dan KPS )...ditarik dan tidak akan akan dibawa dan dipermasalahkan di MA ..... dengan alasan BAHWA MEREKA (KUBU PRABOWO ) sudah KEHILANGAN KEPERCAYAAN pada MK dan MENGANGAP TAK ADA GUNANYA mengadukan Perihal Kecurangan tsb kepada MK
NOTE :
> Kehilangan Kepercayaan yang tiba2 dari Fadli Zon dan Prabowo serta KLUB nya terhadap MK ... sebenarnya mempunyai alasan yg cukup Tragis sbb:
1. MEREKA ( Kubu Prabowo ) merasa percuma dan menarik kembali Gugatan Hukumnya untuk ''Dipermasalahkan'' di MK , justru karena Ketidak-sanggupan Mereka
(Pihak Prabowo & Fadli Zon ) untuk menyerahkan Bukti2 Hukum yang diminta oleh MK sebagai Syarat untuk menggelar Persidangan Hukum atas Kecurangan2 Pemungutan Suara yg ''katanya'' telah terjadi.... dan disini nampak bhw '' Berita2 Kecurangan yg dinyatakan Kubu Prabowo adalah Suatu hal yang Direka-jasa atau hanya berdasarkan laporan dari Mulut Jail ke Mulut mulu Jail ....( dengan kata lain ...kembali untuk menciptakan suatu Kebohongan atau berita HOAX yang biasa dan atau merupakan Kebiasan Kubu Prabowo+Hashim & Sandi+F.Zon ).* Dalamnya Laut bisa diukur .... dalamnya Benak dan Hati mereka sulit untuk bisa diukur , tetapi bisa di analysa dan mudah diterka ....
2. Oleh karenanya Mereka berusaha lari dan melarikan diri dari Masalah yang menjadi Gugatan Hukumnya sendiri , dan kembali (untuk beberapa kalinya) merubahTaktik Mereka - MENGGELAR DEMO DIJALANAN ....kembali pada Cara2 Binal Alumni 212 seperti juga Amin Raiz yang selalu berubah dan tiba2 merubah Istilah Gerakan
'' PEOPLE POWER '' sebelum gerakan ini sempat berfungsi penuh , tiba2 kembali dirobah oleh Amin Rais menjadi '' GERAKAN KEDAULATAN RAKYAT '' [..dan Mulut iseng di jalanan yang akan dilalui Demo Kubu Prabowo bilang bahwa > itu adalah Perubahan istilah dari ''Puppet Power '' menjadi ''GERAK-AN(CAMAN) bagi KEDAULATAN RAKYAT '' ..]
Well... yang jelas jika sudah Tiada Bukti dan Argument yang bisa dipertahankan lagi sebagai Bukti Hukum dimuka MK yang paling tragis ialah bahawa sebagai mana biasanya FADLI ZON & CO dan Kubu Prabowo terpaksa harus kembali BERBOHONG dan MEMBOHONGI DIRI MEREKA SENDIRI dengan Pernyataan Mereka dimuka Media bahwa KUBU PRABOWO sudah Kehilangan KEPERCAYAAN pada MK .... tetapi dalam Kenyataan dan Prakteknya ...adalah justru KEBALIKANNYA > bahwa PRABOWO, FADLI ZON, HASHIM DJOJOHADIKUSUMO dan KLUB nya lah yang TELAH KEHILANGAN KEPERCAYAAN PAD DIRINYA SENDIRI ..(.. sungguh Tragis...) .......oleh karenanya
''JALAN TERAKHIR'' yang menjadi Argument-nya dan tempat Pengaduannya ... tak lebih adalah kembali '' JALANAN '' ...tak Peduli dan TANPA MEREKA SADARI ..... bahwa Mereka hanya akan memenuhi ''JALAN BUNTU '' BAGI KEMENANGAN MEREKA .......dan bagi Kebutuhan Embel2nya Keluarga Soeharto yang notabene Nunut atau membonceng situasi PEMILU dengan harapan Sang BAPAK '' BERBINTANG LIMA BESAR '' itu bisa DINOBATKAN sebagai '' PAHLAWAN '' yang gugur ditempat tidur dalam keadaan '' SERBA LUPA'' yang dalam dan Lupa akan segalanya, kecuali bahasa Jawanya yang lebih2 dianggapnya sebagai '' BAHASA RESMI yang dipakainya DISIDANG PENGADILAN HUKUM NEGARA '' ( jelas karena sudah lupa Bahasa Indonesia... kendatipun pernah menjabat sbg Presiden yg berkuasa selama 32 tahun itu yang tiba2 Lupa Bahas Indonesia sebagai ''Bahasa Ibu'' dan terutama Bahasa Resmi dimana Ia - Soeharto dilahirkan ...dan mungkin pula untuk DILUPAKAN SELAMANYA seperti juga Bahasa Indonesia yang sering Ia lupakan dan tiba2 dihapus dari Ingatannya .........
KESIMPULAN UMUM: ADA DITANGAN ANDA MASING2
** Modalnya sangat sederhana namun sangat Efektif - yang penting teropong lah setiap masalah dengan Pikiran dan Mata terbuka , dengan Kepala yang dingin namun aktif berputar ... Hati bisa dan bahkan harus tergerak , tetapi jangan dibiarkan terbakar memanas - sampai membara untuk siap terprovokasi dan Meledak ...bagaikan Petasan 2 Mercon yang apinya menghilang dan mennggalkan Bau fosfor yang menyesakkan,....
Dan Fakta serta rentetan sejarah permasalahan sangat penting untuk diikuti dan diingat serta diolah... dan Fakta dan Logika serta Interaktif (saling pengaruh atau timbal-balik) suatu Permasalahan yang diteropong adalah Suatu Landasan Dasar yang harus dipegang - sedangakan RATIO harus selalu diatas Emosi / terutama yang berlebihan.... [ Rasa Ketersinggungan yang berlebihan dan Over Acting yang lebih2 tidak pada tempatnya...silahkan BUANG JAUH2).
Jaga Kesehatan diri ... Penderita Tekanan Darah tinggi , Penyakit jantung dan Diabetik serta Lemah Syaraf dan punya kecenderungan kuat atas Paranoia dan Amlok ... dianjurkan untuk lebih banyak Istirahat dan mendengarkan Musik yang nyaman menenangkan....
Dan yang terakhir dan tak kuatng pentingnya ..PAKAILAH WAKTU yang sangat berharga untuk sesuatu yang lebih banyak menciptakan atau membentuk Nilai bagi diri masing2 dan Bangsa...ketimbangTawuran dan DEMO2 dijalan2 BUNTU - tanpa Alasan dan Tujuan yang jelas - mendasar dan tanpa Arti yang Prinsipil dan bahkan hanya melanggar Hukum dan Undang2.....
Bez virů. www.avast.com |
On Sun, 19 May 2019 at 20:58, 'j.gedearka' j.gedearka@upcmail.nl [temu_eropa] <temu_eropa@yahoogroups.com> wrote:
https://news.detik.com/kolom/d-4555565/tak-putus-dirundung-gaduh
Minggu 19 Mei 2019, 12:08 WIBJeda
Tak Putus Dirundung Gaduh
Mumu Aloha (Ilustrasi: Edi Wahyono/detikcom)Jakarta - Kabar terakhir, Kubu 02 mengajak pendukungnya untuk mogok bayar pajak. Kita tahu, itu terjadi setelah serentetan aksi yang susul menyusul tak putus-putus sejak beberapa jam setelah pencoblosan. Dari sujud syukur dan deklarasi kemenangan hingga ajakan people power yang kemudian diperhalus namanya menjadi "gerakan kedaulatan rakyat", yang diluncurkan dalam sebuah acara --lagi-lagi-- deklarasi di sebuah tempat yang diberi nama sesuai gerakannya, Posko Kedaulatan Rakyat, di Menteng, Jakarta, Jumat kemarin.
Itu belum termasuk soal surat wasiat yang dibuat oleh Prabowo. Lho, menyikapi hasil pemilu kok pakai bikin-bikin surat wasiat segala? Tapi, aduh, rasanya kita sudah kehabisan energi untuk terus mengikuti secara detail beritanya satu demi satu. Setiap hari selalu ada perkembangan baru. Dari tuduhan kecurangan yang terus-menerus didengungkan sampai klaim angka kemenangan yang terus berubah. Sungguh, kita dibuat penasaran, akan ke mana, bagaimana, dan seperti apa ending dari semua rentetan drama "copras-capres" ini.
Ada yang meramalkan, atau barangkali lebih tepatnya mengkhawatirkan, bahwa pada 22 Mei nanti, setelah KPU mengumumkan secara resmi hasil pemilu, situasi yang tegang, gaduh, dan panas selama ini akan memuncak, dan menjadi kekacauan. Aduh, kita berdoa semoga hal itu tidak terjadi. Tapi, Kedubes Amerika Serikat di Jakarta sudah memberikan warning untuk kemungkinan buruk yang akan terjadi sekitar tanggal itu.
Berbagai ramalan, kekhawatiran, maupun kewaspadaan itu memang wajar muncul, mengingat sejak awal kata "people power" (yang kemudian diralat itu), juga kata "revolusi", terus-menerus diserukan. Amien Rais sendiri, sebagai tokoh yang sejak semula, jauh sebelum hari pencoblosan, melontarkan "ancaman" --"Kalau sampai terjadi kecurangan (pemilu) yang terstruktur, sistematis, dan masif...."-- itu, dalam deklarasi Gerakan Kedaulatan Rakyat, Jumat kemarin kembali menegaskan bahwa "permainan belum selesai".
Selain karena adanya kecurangan dalam pemilu yang selalu dituduhkan itu, Gerakan Kedaulatan Rakyat juga dimaksudkan sebagai pesan kepada petahana yang menurut Pak Amien tokoh kita tercinta itu "sudah empat tahun ternyata nggak bisa apa-apa, bahkan....menyengsarakan rakyat." Dan, jika Pak Amien yang bicara, maka siapa yang berani meragukannya? Sekali beliau melontarkan "ancaman" people power, mau namanya diganti apapun, kita mesti bersiap-siap.
Siapa yang bisa melupakan sejarah, bahwa Pak Amien adalah salah satu orang terdepan dan terkuat di balik jatuhnya Soeharto pada Mei 1998? Pak Amien pulalah yang telah berhasil melengserkan Presiden Gus Dur, dan menggantinya dengan Ibu Megawati. Kini, beliau berada di belakangan Prabowo, sebagai --katakanlah-- "penasihat utama" Kubu 02, yang apapun pernyataannya, sepak terjangnya, manuver politiknya, bahkan celetukan-celetukannya, juga desah napasnya, tidak mungkin dianggap angin lalu begitu saja.
Banyak di antara kita yang berharap bahwa datangnya bulan puasa akan meredakan berbagai ketegangan tersebut. Namun, bagi Pak Amien justru sebaliknya. Tokoh kita tercinta, yang pernah kita puja-puja dan tinggikan sebagai Bapak Reformasi itu, dengan semangat dan kegagahan yang masih sama seperti saat melawan Soeharto berpuluh tahun yang lalu, menegaskan bahwa Syahrul Ramadhan justru "kita jadikan syahrul jihad, syahrul perjuangan."
Inti dari semua itu, Pak Amien menyatakan dan mengajak segenap pendukung Kubu 02 untuk "kita bela sampai titik darah penghabisan." Itu baru Pak Amien. Kita belum mendengar pernyataan tokoh-tokoh lain di kubu yang sama. Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya, Titiek Soeharto, yang juga anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi misalnya, tak kalah heroik menyerukan tekad bahwa pihaknya "akan berjuang di jalanan". Artinya, tidak perlu membawa tuduhan soal kecurangan pemilu yang menjadi pangkal seluruh gerakan mereka tersebut ke Mahkamah Konstitusi.
Pokoknya, pemilu curang, titik. Siapa yang curang? Petahana. Dan, itu harus dilawan. Dengan? People power. Eh, bukan. Gerakan Kedaulatan Rakyat. Aksi tersebut rencananya akan digulirkan mulai 20 Mei besok, hingga KPU mengumumkan hasil pemilu. Tujuannya? Meminta KPU mendiskualifikasi capres petahana.
Tak jauh beda dengan Pak Amien, Titiek Soeharto tentu saja juga bukan tokoh sembarangan, yang boleh dianggap enteng pernyataannya. Bahkan, mungkin kita perlu menggarisbawahinya lebih tebal. Jika kata "berjuang" atau "perjuangan" diucapkan oleh Pak Amien Rais, maka itu sudah biasa, bukan barang baru, ataupun mengejutkan. Tapi, ini Titiek Soeharto! Kita tak bisa tidak menjadi terharu dibuatnya. Saya sampai berkali-kali mengulang membaca berita itu, takut salah baca --maklum, dalam kondisi puasa, perut lapar, orang bisa saja berhalusinasi.
Tapi, seperti ditulis oleh wartawan dalam kutipan langsung di berita tersebut, Titiek Soeharto benar-benar telah mengucapkan kata itu. Berjuang. Saya mengulanginya lagi dan lagi, seperti membaca doa, seperti merapal mantra keramat yang suci dan sakral. Berjuang. Berjuang. Berjuang. Jika seorang Titiek Soeharto saja sampai melontarkan kesiapannya untuk "berjuang" --apalagi ditambah "di jalanan"-- maka situasi memang benar-benar sudah sangat gawat.
Begitulah, tuduhan kecurangan pemilu terus dan terus didengungkan, seperti nyanyian sehari-hari yang kemudian dengan mudah dihafal liriknya oleh publik. Sesuatu yang terus diulang-ulang, ada atau tidak, menjadi tak penting lagi, karena akhirnya menjelma menjadi "kebenaran" yang hakiki dan diyakini. Sejumlah orang sampai berdemo di depan Kantor Bawaslu, memprotes "kecurangan pemilu". Salah satu pendemo bahkan menyerukan akan "memenggal" Presiden Jokowi. Videonya menyebar. Orang-orang berdebat. Lagi, dan lagi. Tiada hari tanpa kegaduhan. Kita tak bisa menghindari. Tak ada tempat untuk berlari dan sembunyi.
Kita duduk-duduk bersantai minum kopi dengan teman, obrolan kita tak akan jauh dari perkembangan politik pasca-pemilu. Di Grup WA alumni hingga keluarga, orang-orang juga rajin membagikan berita-berita perkembangan situasi politik terkini, berikut komentar dan analisis mereka. Politik --utamanya urusan seputar Pemilu 2019 ini-- telah menjadi makanan sehari-hari, kita peduli atau tidak. Para pendukung fanatik akan selalu memastikan energinya tersedia untuk segala debat di media sosial.
Saya sering heran dan penasaran, siapa sebenarnya mereka? Bagaimana kehidupan sehari-harinya? Apakah dalam kehidupan "nyata" di antara tetangga kanan-kiri, di tengah pergaulan pertemanan di tempat kerja, mereka juga terus saja berdebat, membela pasangan capres yang didukungnya, sambil menyakini dan meyakinkan orang-orang di sekitarnya bahwa benar telah terjadi kecurangan dalam pemilu kemarin --kecurangan yang menurut para junjungan mereka "sistematis, terstruktur, masif, dan brutal?
Ketika saya iseng melempar pertanyaan itu di Twitter, seorang teman me-reply dan membantu saya membayangkan apa yang terjadi di luar sana. Teman saya itu mengatakan bahwa orang-orang yang ribut terus urusan "copras-capres" itu: sehari-hari merengut. tetangga saya dua orang fans garis keras salah satu angka, dua-duanya roboh karena serangan jantung. ini kisah nyata.
Sebagai rakyat, tugas kita mestinya sudah "selesai" setelah memberikan hak suara kita pada hari pencoblosan. Setelah itu, kita kembali ke kehidupan masing-masing. Kalau memang benar ada dan telah terjadi kecurangan, maka biarlah itu kita serahkan saja pada Pak Amien Rais, Ibu Titiek Soeharto dan tokoh-tokoh yang sejak awal menyatakan diri siap untuk berjuang melawannya. Kita tak perlu ikut tegang, panas, ngotot, ngegas, sampai harus membenci dan memusuhi --apalagi ingin "memenggal"-- orang-orang yang berbeda pilihan politik dengan kita.
Tak perlu kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk tahu dan paham, bahwa politik sejatinya tak lebih dari urusan bagi-bagi kekuasaan. Nanti, setelah hasil pemilu diumumkan oleh KPU, setelah segala kegaduhan yang seolah tak berujung ini, seperti yang sudah-sudah, koalisi baru partai-partai akan terbentuk, peta politik akan memperjelas dirinya: siapa merapat ke mana, dan mendapatkan apa, sambil tertawa-tawa. Sedangkan kita, akan tetap begini-begini saja. Dalam lirik retoris nan satir puisi Wiji Thukul: ....gelas dan sendokku/ apakah bertambah/ setelah pemilu bubar?
Jadi, masih mau terus ikut gaduh? Sayangi jantungmu!
Mumu Aloha wartawan, penulis, editor
(mmu/mmu)
__._,_.___
Posted by: Marco 45665 <comoprima45@gmail.com>
Reply via web post | • | Reply to sender | • | Reply to group | • | Start a New Topic | • | Messages in this topic (1) |
Have you tried the highest rated email app?
With 4.5 stars in iTunes, the Yahoo Mail app is the highest rated email app on the market. What are you waiting for? Now you can access all your inboxes (Gmail, Outlook, AOL and more) in one place. Never delete an email again with 1000GB of free cloud storage.
SPONSORED LINKS
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar