Masyarakat Kota Ambon Gelar Doa Bersama di Malam Pergantian Tahun
Berita Ambon – Perayaan pergantian tahun baru 2018 ke 2019 di Kota Ambon diisi dengan kegiatan dzikir, shalawat, tausiyah dan doa bersama untuk kebaikan bangsa.
Kegiatan tesebut dilakukan sejumlah masyarakat muslim Kota Ambon di kawasan Soabali dan Kelurahan Waihaong (Kecamatan Nusaniwe), Masjid Baiturahman, Masjid Ukhuwah Kapahaha dan beberapa masjid di kawasan Kebun Cengkeh (Kecamatan Sirimau), serta Masjid Al-Hijrah di kawasan Kate-Kate (Kecamatan Teluk Ambon).
Prosesi doa bersama mendoakan bangsa oleh masyarakat muslim dipusatkan di beberapa lokasi sejak pukul 21.00 WIT dan berakhir sekitar pukul 01.00 WIT.
Sebagian besar proses kegiatan zikir dan doa untuk bangsa agar dijauhkan dari bencana alam di masjid-masjid dipimpin oleh imam dan khatib setempat.
Berdasarkan pantauan awak media di kawasan Soabali, kegiatan tersebut dipimpin oleh Habib Rifqi bin Idrus Alhamid.
Rifqi dalam tausiyahnya mengungkapkan, beberapa waktu terakhir ini Indonesia sering dilanda bencana alam. Musibah tersebut bisa jadi adalah peringatan dari Allah SWT agar manusia senantiasa mawas diri.
Karena itu, umat Islam harus lebih banyak mendekatkan diri kepada Allah SWT, berikhtiar dan bertakwa dengan memperbanyak ibadah, sehingga terhindar dari marabahaya dan musibah yang terjadi akhir-akhir ini.
"Di tahun baru ini tidak ada gunanya kita bakar petasan ke langit, langit butuh doa, bukan kembang api. Doa itu akan menjadi keselamatan bagi manusia di muka bumi dan untuk Indonesia, khususnya di Maluku," katanya.
Selain mengingatkan umat untuk lebih banyak beribadah, Habib Rifqi juga mengajak warga muslim agar terus mendoakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan bersabar sehingga tidak mudah diadu domba..
"Kita harus terus berdoa untuk menjaga NKRI tetap utuh dan agar masyarakat tidak terpecah belah, serta mudah diadu domba," ucapnya.
Selain di Kota Ambon, beberapa desa berpenduduk muslim sunni di bagian utara Pulau Ambon, yakni Hitu, Mamala, Wakal dan Kaitetu di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah juga melaksanakan kegiatan doa bersama di masjid-masjid setempat.
Terkait doa bersama di akhir tahun, sebelumnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Ambon mengeluarkan imbauan pada 28 Desember 2018, yang menyerukan agar warga muslim setempat tidak merayakan malam pergantian tahun dengan hura-hura dan konvoi di jalan, melainkan dengan beribadah di masjid dan rumah masing-masing.
Dalam imbauannya MUI juga menyerukan agar warga muslim senantiasa bisa menjaga kemanan, kebersamaan dan menjunjung tinggi toleransi sebagai bentuk komitmen orang bersaudara.DMS
Pada 2 Jan 2019, pukul 22.44, Tria Setyorini triasetyorini@yahoo.com [Media_Nusantara] <Media_Nusantara@yahoogroups.com> menulis:
Kenapa Sandiaga Uno Membohongi Masyarakat ?https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4367278/sandi-saya-bangun-cikopo-palimanan-116-km-tanpa-utangSandiaga Uno mengklaim bangun tol Cikopo - Palimanan sepanjang 116 Km tanpa hutang.https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2037674/proyek-tol-cikampek-palimanan-diguyur-rp-88-triliun-oleh-22-bankTapi berita beberapa tahun lalu saat awal pembangunan, disebut bahwa proyek tol Cikopo - Palimanan diguyur hutang Rp. 8,8 trilyun oleh 22 Bank di Indonesia.https://finance.detik.com/infrastruktur/d-4367474/benarkah-sandi-bangun-tol-cikopo-palimanan-tanpa-utangMenurut Sandiaga seperti tol Cikopo - Palimanan yang dibangunnya itu tak perlu hutang, karena yang hutang adalah perusahaan investor yang akan digandeng diajak kerjasama (diantaranya perusahaan malaysia yg kuasai 55% saham) yg diberi hutang (dibiayai) oleh 22 Bank dr Indonesiahttps://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-4368298/pemerintah-bangun-tol-tanpa-utang-begini-caranyaSedangkan info lain menyebutkan bahwa pemerintah membangun tol Cikopo - Palimanan (dll) itu tanpa hutang pemerintah. Yang mendapat pinjaman investasi dari bank adalah badan usaha milik negara. Jadi negara tidak dibebani hutang. Hanya dengan pola baru tertentu ini jalan tol bisa dibangun lebih cepat dan lebih banyak ruas, dibandingkan dg pola pada waktu2 sebelumnyaSebaiknya memang kita bisa membedakan istilah mana hutang, mana investasi yg sebagian pembiayaannya berasal dari pinjaman bank.Seperti misalnya invstasi jalan tol yang jelas akan menghasilkan keuntungan yang berupa pemasukan dari para penggunanya yang membayar jasa tol. Demikian juga investasi yang lain, seperti pembangunan KA cepat, pembangunan KA di sulawesi, kalimantan dll .Jika investasi oleh swasta murni, keuntungan akan masuk ke swasta, sedangkan investasi oleh badan usaha milik negara, nantinya bisa masuk ke kas negara untuk menambah APBN.yang bukan investasi adalah membangun jalan yang bukan tol, serta infrastruktur2 lain yang tidak berbayar. Seperti misalnya jalan trans papua, jalan lintas sumatra yg bukan tol, jembatan dll yg dibiayai oleh APBN atau APBD (tergantung apakah itu ruas kewenangan pusat atau propinsi atau kabupaten/kota)Kita sebenarnya tak perlu meributkan, karena apakah kita akan membiarkan berbagai daerah yg kaya hasil bumi dll yg sebelumnya tanpa infrastruktur yg berakibat hasil bumi dll itu tidak bisa terjual, dan atau daerah itu tidak bisa membangun apa2 karena antar wilayah tidak ada jalan atau infrastruktur yang menghubungkan?Mungkin ada masukan yang lebih pas dari teman2 yang bergelut di hal2 seperti ini? misalnya teman2 yang bekerja d Pekerjaan Umum dll bidang yang terkait?
Posted by: Erick DMS Group Ambon <emahaly@yahoo.com>
Reply via web post | • | Reply to sender | • | Reply to group | • | Start a New Topic | • | Messages in this topic (2) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar